Benarkah Rasulullah saw. dapat “melihat” masa depan?
Di kalangan umat Islam masa kini ada yang menyangkal bahwa Rasulullah saw. telah mengatakan sesuatu kejadian sebelum hal tersebut terjadi. Mereka katakan, “Rasulullah bukan peramal!” Perkataan mereka tersebut benar, tapi kurang tepat. Memang Rasulullah saw. bukan peramal. Ketika Rasulullah mengatakan sesuatu tentang masa depan baginda bukan meramal, melainkan menceritakan berita dari Allah Ta’ala yang sampai padanya. Jadi apa yang disampaikan Rasulullah bukan menebak, melainkan menceritakan sesuatu yang pasti terjadi. Karena itulah baginda disebut “shadiqul masduq”, perkataannya benar dan dibenarkan oleh Allah Ta’ala. Rasul-rasul yang terpilih memang diberi pengatahuan ghaib termasuk tentang peristiwa yang belum terjadi sesuai Firman Allah dalam Al Quran, terjemahnya:
“Dan Allah sekali-kali tidak akan memperlihatkan kepada kamu hal-hal yang ghaib, akan tetapi Allah memilih siapa yang dikehendaki-Nya di antara rasul-rasul-Nya.” (QS. Ali Imran: 179)
Rasulullah sendiri telah menceritakan perkara-perkara masa depan hingga kiamat seperti diberitakan oleh hadis berikut ini:
“Amr bin Akhtab Al-Anshari ra. berkata: Rasulullah saw. mengerjakan shalat subuh bersama kami. Beliau naik ke atas mimbar dan menyampaikan khutbah sampai tiba waktu zhuhur. Kemudian beliau turun untuk mengerjakan shalat. Beliau naik lagi ke atas mimbar, sampai waktu shalat ashar. Lalu turun mengerjakan shalat ashar. Rasulullah saw. naik lagi ke mimbar sampai matahari terbenam. Beliau menceritakan keadaan hingga hari kiamat, sehingga kami mengetahuinya dan hafal.” (HR. Muslim)
Janji Rasulullah saw. yang telah terjadi
Di antara berita masa depannya tersebut, Rasulullah menceritakan tentang perjuangan umatnya di masa depan dan memastikan kemenangan mereka. Berkata Abu Hurairah ra. bahwa Rasulullah saw. bersabda:
“Kerajaan Persia akan hancur, dan takkan ada lagi Raja Persia setelahnya. Kekaisaran Romawi juga akan hancur, dan tak ada lagi Kaisar Romawi setelahnya. Kalian akan membagi harta simpanan mereka di jalan Allah. Karena itu, perang adalah tipu daya.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Ada beberapa hadis lain lagi yang menceritakan bahwa Islam akan mengalahkan Romawi dan Persia. Kita tahu dari sejarah, setelah wafatnya Rasulullah tentara Islam di bawah Panglima Sayidina Khalid bin Walid ra. memberikan pukulan akhir pada pasukan Romawi di Syam dan dengan itu takluklah seluruh jajahan Romawi di Syam yang saat ini meliputi Syria, Jordan, Palestina dan Libanon.
Di masa pemerintahan Khalifah Umar ra. pasukan Islam di bawah Panglima Sayidina Sa’ad bin Abi Waqqash menaklukkan Persia. Saat itu bangsa Persia sebagian besar adalah penganut agama Majusi, penyembah api. Mereka beribadah di kuil-kuil api abadi mereka. Semasa lahir Rasulullah, api abadi mereka yang terbesar yang telah menyala ribuan tahun tiba-tiba padam.
Bermula dari penaklukan Iraq, pasukan Islam terus menaklukkan ibu kota Parsi, Madain hanya dalam tempo 2 tahun. Sayidina Sa’ad ra. dengan pasukannya menaklukkan pasukan Parsi yang sangat terlatih di bawah panglimanya Rustam yang sangat berpengalaman. Mereka merebut Qadisiyah dalam sebuah pertempuran yang sangat bersejarah karena untuk pertama kalinya pasukan Islam menghadapi tentara bergajah. Tapi karena bantuan Allah, pasukan Parsi dapat dikalahkan. Dalam pertempuran ini pasukan Islam berjumlah sekitar 20.000 orang melawan lebih 200.000 tentera Parsi. Dalam pasukan Islam itu terdapat lebih 400 Sahabat Rasulullah dan di antaranya ada 99 orang Ahli Badar (peserta perang Badar).
Setelah merebut Babylon dan Madain, Istana Kisra Parsi diduduki dan pasukan Islam mendapat ghanimah (rampasan perang) yang sangat besar. Mungkin yang terbesar dalam sejarah. Orang-orang Parsi pun secara berangsur-angsur selama 200 tahun menukar agamanya menjadi agama Islam karena takjub dengan akhlak umat Islam. Maka tunailah apa yang dijanjikan Allah dan Rasul-Nya saw.
Dalam hadis lain Rasulullah saw. ada menyebut:
”Konstantinopel akan jatuh di tangan seorang pemimpin yang sebaik-baik pemimpin, tentaranya sebaik-baik tentara, dan rakyatnya sebaik-baik rakyat.” (Al Hadis)
Para Sahabat Rasulullah saw., tabi’in dan tabi’ut tabi’in terus berusaha membuktikan sabda Rasulullah ini. Mereka berulang kali mengadakan ekspedisi untuk menaklukkan Konstantinopel. Tercatat dari kalangan Sahabat ra. Sayidina Abu Ayyub Al-Anshari ra. yang ketika itu telah berusia lebih 80 tahun ikut berusaha menagih janji Rasul tersebut. Beliau syahid di medan perang dan dimakamkan di dekat tembok benteng Konstantinopel. Dari kalangan tabi’in ada Ibrahim bin Ad-ham rh. yang datang ke sana untuk membuktikan janji Rasulullah dan beliau pun syahid.
Ternyata janji Rasulullah itu baru terbukti lebih 800 tahun kemudian di tangan Sultan Muhammad Al-Fateh dari Dinasti Usmaniyah. Dengan jatuhnya Konstantinopel, jatuhlah seluruh wilayah Kekaisaran Romawi Timur ke tangan Islam.
Ayah Muhammad Al-Fateh, Sultan Murad telah mendapat kabar dari Syeikh Syamsuddin Al-Wali bahwa anaknya yang baru lahir itu yang akan menepati janji Rasulullah (lihat Kisah Teladan ). Karena itu beliau telah mempersiapkan Muhammad Al-Fateh sejak kecil dengan diserahkan didikan agamanya pada Syeikh Syamsuddin dan didikan militernya pada panglima-panglima Turki yang paling berpengalaman hingga pada usia 19 tahun beliau telah siap menggantikan ayahnya menjadi sultan. Pada usia 21 tahun beliau memimpin pasukannya untuk menaklukkan Konstantinopel dan terbuktilah hadis di atas: Konstantinopel takluk!
Perjuangan kebenaran yang tak dijanjikan
Perjuangan kebenaran yang tak dijanjikan (tak disebut dalam Quran, hadis maupun firasat wali Allah) biasanya tak mencapai kejayaan di dunia. Misalnya untuk diambil contoh, perjuangan Pangeran Diponegoro. Meskipun dibantu orang-orang shaleh (sebagian bertaraf wali) dan memperoleh kemenangan besar dalam pertempuran, tapi tetap saja beliau kalah meskipun dengan kecurangan musuh. Perjuangan Hasan Al Banna pun tak mencapai kejayaan dunia. Tetapi berkat keikhlasan beliau dalam berjuang, Tuhan menganugerahkan kejayaan di Akhirat pada beliau: mati syahid.
Janji Rasulullah saw. untuk akhir zaman
Untuk umat Rasulullah di akhir zaman, sangat banyak janji Rasulullah yang dapat dibaca dalam hadis-hadis. Beliau telah berkata bahwa Islam akan bangkit untuk kedua kalinya (yang pertama di zaman baginda) di akhir zaman dan kebangkitan itu akan dimulai dari sebelah timur.
Rasulullah saw. bersabda:
“Kalaulah tiada lagi sisa umur dunia ini kecuali satu hari saja niscaya Allah akan memanjangkan hari itu hingga diutus ke dunia ini seorang lelaki dari keturunanku atau keluargaku, namanya menyerupai namaku dan nama bapaknya menyerupai nama bapakku. Dia akan memenuhi bumi ini dengan keadilan dan seksama sebagaimana sebelumnya dipenuhi oleh kezaliman dan kejahatan.” (HR. Abu Daud dan At Tirmizi)
Juga sabda beliau:
“Akan keluar dari sulbi ini (Sayidina Ali) seorang pemuda yang akan memenuhi bumi ini dengan keadilan dan seksama. Maka apabila kamu ingin melihatnya, maka wajiblah kamu bersama dengan Putera Bani Tamim, sesungguhnya dia datang dari sebelah timur dan dialah pemegang panji-panji Al Mahdi.” (HR. At Thabrani)
Dari Tsauban ra. katanya Rasulullah saw. bersabda,
“Panji-panji Hitam akan datang dari arah timur, hati mereka bagaikan kepingan-kepingan besi. Siapa yang mendengar mengenai mereka, datangilah mereka walaupun terpaksa merangkak di atas salju.” (HR. Ibnu Majah, Al Hakim, Ahmad, Al Hafiz Abu Nuaim)
Jelas dalam hadis-hadis ini Rasulullah menjanjikan bahwa di akhir zaman Islam akan bangkit kembali dari arah timur dengan dipimpin oleh seorang keturunan Baginda saw. yang bergelar Imam Mahdi. Nama aslinya adalah Muhammad bin Abdullah, persis seperti nama Baginda saw. Dan jika kita ingin menyertainya, kita harus bersama dengan seorang yang bergelar Putra Bani Tamim yang datang dari timur meskipun terpaksa menempuh kesukaran (“merangkak di atas salju”). Putera Bani Tamim ini membawa panji-panji hitam (bendera pasukan Islam di masa Rasulullah saw.), iaitu sebuah perlambang bahwa dia akan membawa sebuah sistem hidup yang mencontoh sistem hidup Rasulullah saw. dalam segala aspek.
Rasulullah saw. dalam hadis-hadis lain juga menceritakan bahwa Imam Mahdi adalah seorang yang bertaraf khalifah. Kemunculan beliau akan terjadi setelah orang-orang dari timur (Putra Bani Tamim dan para pengikutnya) mempersiapkan tapak pemerintahannya.
Hadis-hadis tentang Imam Mahdi dan Putera Bani Tamim ini banyak dan lebih kurang 20 di antaranya berderajat shahih sehingga mencapai taraf mutawatir maknawi. Tentunya ini menjadi berita gembira bagi kita bahwa agama ini akan mencapai kejayaan untuk kedua kalinya dengan pemimpin dan para pejuang yang telah dijanjikan oleh Rasulullah saw.
Tok Malau... mari kita menagih janji Rasulullah SAW...
13 March 2009
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment