13 May 2009

LOBAK ,TELUR DAN KOPI


Seorang anak mengeluh pada ayahnya mengenai kehidupannya dan menanyakan mengapa hidup ini terasa begitu sukar dan menyakitkan baginya. Ia tidak tahu bagaimana menghadapinya dan hampir menyerah kalah dalam kehidupan. Dia sudah letih untuk berjuang. Sepertinya setiap kali satu masalah selesai, timbul masalah baru.

Ayahnya, seorang tukang masak, membawanya ke dapur. Dia mengisi 3 periuk dengan air dan meletakkannya di atas api. Setelah air di ketiga-tiga periuk tersebut mendidih. Ia memasukkan lobak merah di dalam periuk pertama, telur di periuk kedua dan ia meletak serbuk kopi di periuk terakhir.

Dia membiarkannya mendidih tanpa berkata-kata. Si anak tertanya-tanya dan menunggu dengan tidak sabar, memikirkan apa yang sedang dikerjakan oleh ayahnya.

Setelah 20 minit, si ayah mematikan api. Ia menyisihkan lobak dan meletakkannya di mangkuk, mengangkat telur dan meletakkan di mangkuk yang lain, dan menuangkan kopi di mangkuk lainnya.

Lalu ia bertanya kepada anaknya, "Apa yang kau lihat, nak?" "Lobak, telur, dan kopi" jawab si anak.

Ayahnya mengajaknya mendekati mangkuk dan memintanya merasakan lobak itu. Dia melakukannya dan merasakan bahawa lobak itu terasa enak.Ayahnya lalu memintanya mengambil telur dan memecahkannya. Setelah membuang kulitnya, dia mendapati sebuah telur rebus yang mengeras.

Terakhir, ayahnya memintanya untuk menghirup kopi. Si anak tersenyum seketika, menghirup kopi dengan aromanya yang sungguh enak itu.

Setelah itu, si anak bertanya, "Apa erti semua ini, Ayah?"

Ayahnya menerangkan bahawa ketiganya telah menghadapi kesulitan yang sama, perebusan, tetapi masing-masing menunjukkan reaksi yang berbeza.Lobak sebelum direbus kuat, keras dan sukar dipatahkan. Tetapi setelah direbus, lobak menjadi lembut dan lunak. Telur sebelumnya mudah pecah.
Cengkerang tipisnya melindungi isinya yang berupa cairan. Tetapi setelah direbus, isinya menjadi keras. Serbuk kopi mengalami perubahan yang unik. Setelah berada di dalam rebusan air, serbuk kopi merubah air tersebut.


"Kamu termasuk yang mana?," tanya ayahnya.

"Air panas yang mendidih itu umpama kesukaran dan dugaan yang bakal kamu lalui... Ketika kesukaran dan kesulitan mendatangimu, bagaimana kau menghadapinya? Apakah kamu lobak, telur atau serbuk kopi?"

Iktibar :
Apakah anda adalah lobak yang kelihatannya keras, tapi dengan adanya penderitaan dan kesulitan, kamu menyerah, menjadi lembut dan kehilangan kekuatanmu.

Atau adakah kamu adalah telur, yang awalnya memiliki hati lembut, dengan jiwa yang dinamik? Namun setelah adanya kematian, patah hati,perceraian atau kegagalan menjadi keras dan kaku. Dari luar kelihatan sama, tetapi apakah kamu menjadi pahit dan keras dengan jiwa dan hati
yang kaku?

Ataukah kamu adalah serbuk kopi? Serbuk kopi merubah air panas, sesuatu yang menimbulkan kesakitan, untuk mencapai rasanya yang maksima pada suhu 100 darjah Celcius. Ketika air mencapai suhu terpanas, kopi terasa semakin nikmat.

Jika kamu seperti serbuk kopi, ketika keadaan menjadi semakin buruk, kamu akan menjadi semakin baik dan membuat keadaan di sekitarmu juga menjadi semakin baik.

Tok Malau ... sambil menghirup kopi 'Pecah Beling ' hati tua tok berbisik ".. nak jadi macam kopi tu ..." .. jemput minum cucu tok semua ...

1 comment:

  1. assalaamu'alaykum.

    sangat menarik. "dalam" bahasa yang digunakan. syukran jaziilan atas perkongsian ini.

    Besar mana pun ujian yang ditimpakan ke atas kita, hakikatnya ia mampu kita hadapi... namun sejauh mana kita menerima semua tu dengan hati yg redho dan lapang dada terhadap-Nya.

    Dengan izin Allah ujian itu datang dan dengan izin-Nya jua ia mampu diselesaikan. insha'ALlah

    jazakaLlaahu khoiran jaza'.

    ReplyDelete